Selamat Datang..! Gerakan Revolusi Mental; PNPM Mandiri Perdesaan Kec.Kajuara Kab.Bone Prov. Sul-Sel..Bangkit Bersama untuk Sejahtera dan Mandiri

Kamis, 21 Juli 2011

Air Limbah Meningkatkan Taraf Hidup Warga Waetuwo


Waetuo adalah salah satu desa yang ada diwilayah kecamatan Kajuara yang sesuai dengan namanya merupakan desa yang memiliki sumber mata air yang menghidupi masyarakat dua kabupaten yaitu Bone dan Sinjai. Karena dari sumber mata air di desa inilah air bersih PDAM disalurkan sampai ke rumah penduduk yang berlokasi dikabupaten Sinjai dan masyarakat Kajuara kabupaten Bone. Didesa ini pula tersedia fasilitas kolam renang satu-satunya yang ada di Bone selatan yang dapat dipergunakan kapan saja.Namun ironisnya karena sarana ini kurang mendapat perhatian.
Dari kolam renang inilah setiap harinya dalam kurung waktu puluhan tahun air buangan kolam renang hilang percuma tanpa dapat dimanfaatkan oleh masyarakat petani disekitar kolam. Padahal kolam renang tersebut dikelilingi oleh hamparan sawah yang luasnya kurang lebih 48 hektar produktif dan ditambah lahan tidur sekitar 50 hektar yang pada dasarnya hanya mengandalkan air hujan setiap tahunnya. Sehingga pada musim kemarau sawah-sawah tersebut kekeringan dan kekurangan air, meskipun disisi lain setiap hari ada air limbah kolam renang yang terbuang sia-sia karena tidak tersedianya sarana untuk pemanfaatan air limbah kolam tersebut.
Maka dengan hadirnya PNPM-MPd (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan) di kecamatan Kajuara pada tahun 2007 maka dimulailah babak baru dalam mengubah paradigma pembangunan yang sebelumnya dari atas ke bawah dan menyerahkan secara penuh kepada masyarakat desa melalui musyawarah desa untuk menentukan sendiri hal-hal prioritas yang dibutuhkan tanpa adanya intervensi dari pihak luar , mulai dari tahapan perencanaan,pelaksanaan, pengawasan sampai kepada pelestariannya keseluruhannya dilakukan sendiri oleh masyarakat.Maka melalui musyarawarah desa diusulkanlah sarana irigasi perpipaan kepada PNPM-MPd yang sumber airnya berasal dari buangan limbah kolam renang waetuo dan dapat direalisasikan pada tahun 2010 dengan jumlah anggaran sebesar Enam Puluh Delapan Juta Tujuh ratus Tiga Puluh Sembilan ribu rupiah (Rp.68.739.000). Yang pada akhir pengerjaannya mencapai volume sekitar Enam ratus meter (600 M) dan dapat mengairi lahan persawahan sekitar kurang lebih Empat puluh Lima hektar ( 45 Ha). Irigasi perpipaan ini rampung dikerjakan selama dua bulan dari waktu tiga bulan yang direncakan sehingga selesai satu bulan lebih cepat dari jadwal yang ditentukan. Demikian yang diungkapkan oleh M.Tahir selaku kader pemberdayaan masyarakat desa (KPMD) Waetuo.
Sementara itu Massa Timbang (70) salah seorang petani yang sawahnya termasuk dalam areal irigasi ini menuturkan rasa syukurnya karena melalui program PNPM-MPd sawah miliknya yang luasnya sekitar 200 x 80 m yang sebelum adanya irigasi hanya menghasilkan padi sekitar 5-7 karung pertahun sekarang meningkat menjadi 20-22 karung permusim dan dapat diolah dua kali setahun.Massa Timbang yang juga Ketua RT di desa Waetuo ini menambahkan bahwa pada awal perintisannya irigasi perpipaan ini banyak mendapat tantangan dari sebahagian masyarakat karena dianggap sebagai ide yang kurang layak untuk didanai, namun setelah irigasi ini berfungsi ketidak percayaan itu berubah menjadi suatu harapan besar dalam mengangkat taraf hidup petani disekitarnya. Sehingga masyarakat berharap adanya penambahan volume irigasi perpipaan karena masih adanya lahan tidur disekitanya yang belum terjangkau dengan luas lahan lebih kurang 50 Ha yang terletak di lompo diaja panreng. Massa Timbang juga berharap adanya perintisan jalan tani diareal tersebut agar lebih memudahkan transportasi untuk mengangkut hasil pertanian masyarakat.
Sekretaris Desa Waetuo Safaruddin menambahkan bahwa dengan adanya irigasi ini lahan yang dulunya merupakan lahan tidur berubah menjadi sawah yang produktif bahkan sekitar 3 Ha sawah tadah hujan yang berada di jalur irigasi perpipaan ini sudah dapat diolah dua kali tanam padi dan satu kali tanam palawija dalam setahun dan menjadi sawah kelas satu. Sehingga pada tahun-tahun mendatang kiranya program pemberdayaan masyarakat perdesaan ini dapat terus berjalan dan berkesinambungan. (Bur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar